THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

9.3.09

Pengorbanan Long Distance Relationship

Entri ini terinspirasi dari cerita Eva-Januar dan film Kambing Jantan

Gw mengerti sekarang, cinta memang memiliki power yg luar biasa menggetarkan jiwa, tak akan kalah oleh jarak dan waktu yg melintang di hadapan sang pecinta. Mereka yg bisa ber-Long Distance Relationship (LDR) pasti adalah mereka yg memiliki komitmen yg kuat terhadap diri mereka sendiri dan pada pasangan mereka.

Kebayang ga sih lu harus familiar dengan kata 'goodbye' atau 'selamat tinggal' atau at least 'dadaaah' dengan sejuta air mata yg ada di pipi?? Paling ga kan lu harus berkata sesuatu supaya lu dapat meyakinkan pasangan dan diri lu bahwa pertemuan itu akan berakhir. Karena lu pasti akan tau, pasangan LDR lu akan meninggalkan lu dalam jangka waktu yg belum bisa lu perkirakan.

Kalo kangen gimana yak??

Hello guys!! Ni udah zaman serba canggih loh! Alat komunikasi itu udah seperti cabe. Pastinya dalam menjalani LDR itu minimal harus butuh 1 hp lengkap dengan 3G atau minimal kamera dengan fasilitas MMS. Kalau kangen ya gampang, tinggal ambil hp, buka phonebook, pilih nama orang yg lu cintai itu, trus nyambung deh! Lu bisa cerita apapun yg pingin lu ceritain ke pasangan lu.

Saat bersama dia memang tak tergantingan dengan apapun, kedatangannya pada kita akan sangat mewah sekali untuk kita kenang, melihat mata mereka saat menatap teduh ke arah kita adalah sesuatu yang langka. Gw bisa berkata seperti ini karena gw jg pernah ngalamin LDR. Begitu menyakitkan begitu melihat lelaki yg gw cintai pergi berjalan dihadapan gw tetapi menjauh dari gw?? Gw ga akan pernah say goodbye apabila itu akan terjadi lagi, karena gw tau, dia pergi bukan buat ninggalin gw, tapi buat menunjang mimpinya bersama gw di kemudian hari. But poor me! Gw ga tahan juga lama-lama ber-LDR, tepat setelah gw berumur 17 tahun, gw menyudahi hubungan yg tak jelas arah dan tujuannya. Jarak antara Bekasi-Ngawi waktu itu cukup telak nendang muka gw, kalau gw ma dia memang bukan untuk bersama.

Tapi hari ini, tanggal 9 Maret 2009, Eva dan Januar membuat gw paham, bahwa kebersamaan dan kebahagiaan adalah mahal harganya, tak pernah bisa di ukur dengan n0minal yg real. Mereka bahagia satu sama lain, mereka kuat satu sama lain, itu yg membuat gw berfikir, bahwa jarak pada LDR itu tak pernah berarti apa-apa untuk mereka, komitmen yg mereka butuhkan. Hati yg mereka korbankan. Dan perasaan yg mereka inginkan.

Gw disini, berdoa supaya Eva dan Januar bisa mewujudkan mimpi yg mereka rajut, untuk kehidupan mereka, di tahap selanjutnya...

0 komentar: